Cerita Rakyat Tolelembunga ini adalah salah satu legenda yang
ada di Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso Sulawesi Tengah.
Tolelembunga ini adalah seekor kerbau yang sangat disayangi oleh Puteri Bunga
Manila, kemanapun kerbau ini pergi Puteri Bunga Manila pun mengikutinya,
sehingga setiap tempat pemberhentian mereka di jadikan pemukiman yang sampai
saat ini sudah terbentuk desa.
Bahwa nenek moyang mereka pertama kali mendiami lembah Napu
dan menetap di Desa Sedoa, sehingga untuk menjaga agar tetap dikenang oleh
seluruh keluarganya, maka nama-nama tokoh yang berperan sangat penting dalam
kisah legenda-legenda seperti Bunga Manila, Tolelembunga, dll diabadikan pada
penamaan jalan-jalan diseputar pusat Desa Sedoa.
Cerita Rakyat Tolelembunga ini adalah salah satu legenda yang
ada di Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Adapun
dekripsi cerita dari Tolelembunga ini adalah sebagai berikut :
Pada jaman dahulu terdapat sebuah kerajaan di Kecamatan
Sigi-Biromaru (± 12 km sebelah selatan Kota Palu) bernama Kerajaan Sigi.
Kerajaan yang subur tanahnya dan makmur kehidupan rakyatnya, dipimpin oleh
seorang Ratu Agung yang terkenal adil dan bijaksana bernama Ratu Ngilinayo.
Sang Ratu mempunyai seorang Puteri yang cantik yang bernama Puteri Bunga Manila
yang memiliki hewan kesayangan seekor kerbau betina Tolelembunga yang konon
katanya bertanduk 2 meter panjangnya.
Suatu waktu Puteri Bunga Manila merasa khawatir karena selama
beberapa hari kerbaunya, Tolelembunga tidak kembali ke kandang dan tidak
diketahui kemana perginya. Maka dipanggilah 40 orang lelaki kuat untuk mencari,
menemukan dan membawa kembali Tolelembunga pulang ke kandangnya.
Maka pergilah orang-orang suruhan tersebut, dan ditemukanlah
Tolelembunga sedang beristirahat. Dibawalah pulang kerbau tersebut menyusuri
tepian sungai Sopu, namun pada suatu tempat yang bernama Petiro Ue atau
Tawaelia, Tolelembunga tidak mau lagi berjalan karena ia merasa betah dengan
suasana daerah itu. Karena Tolelembunga tidak mau pulang, akhirnya Puteri Bunga
Manila pun datang tetapi Tolelembunga tetap tidak mau pergi. Maka
diperintahkannyalah untuk membangun perkampunga yang akan mereka tinggali
sampai tolelembunga mau di ajak pergi. Namun pada tahun ketujuh, Tolelembunga
kembali pergi tanpa sepengetahuan Puteri Bunga Manila.
Puteri Bunga Manila. Dalam perjalanannya Tolelembunga
menemukan sumber air panas di Wombo (kubangan) dan dia menetap disitu karena
tempat itu sangat indah yang dikelilingi gunung dan hamparan rumput yag subur.
Setelah diketahui keberadaannya, Puteri Bunga Manila pun menyusulinya. Setelah
sampai di daerah itu, Puteri Bunga Manila sangat tertarik dengan keindahan alam
daerah tersebut. Jika berada di puncak gunung terlihat lembah Pekurehua (Napu)
yang subur. Diperintahkannyalah rakyat yang ikut bersamanya untuk membangun
perkampungan di Wakabola dan rumah adat “Sowa” sebagai istana serta “Dusunga”
sebagai tempat bermusyawarah dengan tokoh masyarakat. Ditempat ini pulalah
Puteri Bunga Manila menemukan seorang lelaki tampan yang bernama Sadunia dan
mereka menjadi suami isteri yang berbahagia. Demikian pula Tolelembunga
menemukan kerbau jantan besar bernama Beloiliwa dan mendapat keturuna yang
banyak. Sejak saat itu Wakabola tumbuh berkembag menjadi kerajaan besar di
lembah Pekurehua. Dari buah kasih Ratu Bunga Manila dan Sadunia lahirlah Puteri
Posuloa.
Demikianlah ringkasan cerita rakyat Totembunga, tetapi siapa
yang menciptakan cerita ini tidak diketahui secara pasti juga tahun berapa
munculnya cerita ini. Cerita ini berdasarkan kesaksian dari Pak Suroy mantan
Ketua Adat dan Pak Tanambali mantan Kepala Desa yang sudah dibukukan oleh
tenaga teknis Bidang Seni Sastra Taman Budaya Sulawesi Tengah, sehingga cerita
ini masih ada dan masih diketahui oleh masyarakat.
Sumber : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulut/cerita-rakyat-tolelembunga-di-lembah-napu-sulteng/
0 komentar:
Posting Komentar