Pada zaman dahulu ada seorang pemburu, ia mengejar buruannya yang diduga sudah
pergi menuju sebuah bukit disebelah timur, yaitu bukit Silonga, karena sudah
lama dan sudah jauh ia mengejar, akhirnya pemburu itu tidak mau lagi meneruskan
pengejarannya. Ia menyuruh orang Silonga untuk mengejar binatang buruannya itu.
Ada dua orang Silonga jagoan yang bersedia mengejar buruan
tadi, seorang diantaranya bernama Lanoa, melalui hutan belantara namun keduanya
tidak pernah merasa lelah. Tidak akan puas rasanya kalau mereka tidak menemukan
binatang buruan itu. Dengan tidak disangka-sangka mereka tiba pada sebuah
padang belantara, disitulah mereka sempat melihat jejak binatang buruan, lalu
pengejaran dilanjutkan terus. Setelah Lanoa, dari jarak jauh melihat binatang
buruan itu sedang beristirahat dibawah pohon kayu, lalu disiapkannya tombaknya,
sekali tombak saja robohlah binatang buruan itu.
Binatang buruan itu mereka bawa kesuatu tempat dibawah
sebatang pohon kayu besar yang sangat tinggi, Lanoa asyik memperhatikan pohon
yang tinggi itu, ia melihat dibawah pohon itu banyak sekali tumbuh kayu-kayu
kecil yang hampir serupa dengan pohon itu. “Apa namanya pohon ini ?” Tanya
Lanoa , “Saya tidak tahu, “ jawab temannya. Mereka merasa heran sekali melihat
jenis kayu itu. Lanoa ingin memakan buahnya tetapi ia takut jangan –jangan
membahayakan, namun demikian ia mencoba meminum airnya. Rasanya enak, air buah
itulah yang menjadi air minumnya, karena belum puas mereka mencoba pulah
memakan dagingnya yang putih warnanya, akhirnya Lanoa menamakan buah itu “
Kalukubula “.
Karena tertarik akan tempat itu, maka kedua orang itu tidak
mau lagi pulang ke kampungnya di Silonga. Di lembah yang sangat luas yang
mereka namakan “ Kalukubula “ itu, mereka mulai membuka kebun. Sisa bekal dari
Silonga berupa setongkol jagung, mereka tanam dikebun yang baru dibuat itu.
Dari jauh disebelah timur, yaitu orang Lando melihat asap api
mengepul di lembah itu, seorang diantaranya bernama Ravulando berkata : “Coba
lihat disebelah barat dilembah itu, ada asap api, tentu ada orang disana.”
Jawab temannya : “Saya kira benar apa yang kau katakan itu.” Karena mereka
yakin maka kedua orang Lando itu segera berangkat menuju lembah sumber asap api
itu. Setibanya disana, Lanoa terkejut sambil bertanya : “Siapa gerangan kalian
ini.” Jawab orang itu :”Kami berasal dari Lando.” Lanoa menjelaskan bahwa
mereka datang ditempat itu karena mengejar babi buruan orang Pakuli.
Dikatakannya bahwa pemburu itu tidak mampu lagi mengejar buruannya karena sudah
lelah. Lanoa menambahkan bahwa buruan orang Pakuli itu datang di Silonga lalu
dikejar terus oleh Lanoa dan temannya sampai di lembah itu sehingga terbunuh
dan dagingnya telah dimakan pula oleh Lanoa dan temannya.
Kemudian orang Tara dari sebelah utara, seorang diantaranya
bernama Tadabia, dan kemudian orang Pulu dari sebelah barat, seorang
diantaranya bernama Torivatu, kedatangan
mereka karena alasan yang sama disebabkan karena melihat asap api mengepul di
lembah itu. Jadi ada 8 orang penghuni lembah “Kalukubula” yaitu yang berasal
dari Silonga, Lando, Tara dan Pulu. Mereka mulai membuka tanah kebun dan
ladang. Karena orang Silonga yang pertama datang ditempat itu lagipula dianggap
sebagai penghuni pertama, maka telah disepakati bersama bahwa merekalah yang
menentukan luas tanah yang akan dikerjakan oleh setiap orang. Jadi Lanoa dan
seorang lagi temannya itu yang berhak menentukan luas tanah yang akan dibuat
kebun atau ladang.
Lama kelamaan berdatanganlah orang-orang dari tempat yang
jauh sehingga lembah itu menjadi padat penduduknya. Setiap penghuni yang baru
datang diharuskan memberitahukan pada orang Silonga, orang Silonga itulah yang
akan menunjukan tempat atau tanah di sebelah mana yang akan mereka kerjakan
sebagai kebun. Dengan demikian setiap orang tidak bebas memilih tanah yang akan
dibuat kebun.
Nama “ Kalukubula “ diambil dari bahasa Ledo / Kaili, Kaluku
berarti Kelapa dan Bula berarti Putih. Jadi “ Kalukubula” artinya Kelapa Putih.
Sember : https://kalukubula.desa.id/index.php/artikel/2020/7/9/sejarah-desa-kalukubula
0 komentar:
Posting Komentar