Selasa, 14 Desember 2021

SEJARAH DESA KALUKUBULA

Silahkan bagikan :
۞ السَّــــــلاَمُ عَلَيْــــــكُمْ وَرَحْمَــةُ اللــــهِ وَبَرَكَاتُــــــــــهُ ۞
۞ بســـــــــــــم اللّـــه الرّحمٰن الرّحيـــــــــــــم ۞
-----------------------------------------------------------------------

 



Pada zaman dahulu ada seorang pemburu, ia mengejar buruannya yang diduga sudah pergi menuju sebuah bukit disebelah timur, yaitu bukit Silonga, karena sudah lama dan sudah jauh ia mengejar, akhirnya pemburu itu tidak mau lagi meneruskan pengejarannya. Ia menyuruh orang Silonga untuk mengejar binatang buruannya itu.

         Ada dua orang Silonga jagoan yang bersedia mengejar buruan tadi, seorang diantaranya bernama Lanoa, melalui hutan belantara namun keduanya tidak pernah merasa lelah. Tidak akan puas rasanya kalau mereka tidak menemukan binatang buruan itu. Dengan tidak disangka-sangka mereka tiba pada sebuah padang belantara, disitulah mereka sempat melihat jejak binatang buruan, lalu pengejaran dilanjutkan terus. Setelah Lanoa, dari jarak jauh melihat binatang buruan itu sedang beristirahat dibawah pohon kayu, lalu disiapkannya tombaknya, sekali tombak saja robohlah binatang buruan itu.

          Binatang buruan itu mereka bawa kesuatu tempat dibawah sebatang pohon kayu besar yang sangat tinggi, Lanoa asyik memperhatikan pohon yang tinggi itu, ia melihat dibawah pohon itu banyak sekali tumbuh kayu-kayu kecil yang hampir serupa dengan pohon itu. “Apa namanya pohon ini ?” Tanya Lanoa , “Saya tidak tahu, “ jawab temannya. Mereka merasa heran sekali melihat jenis kayu itu. Lanoa ingin memakan buahnya tetapi ia takut jangan –jangan membahayakan, namun demikian ia mencoba meminum airnya. Rasanya enak, air buah itulah yang menjadi air minumnya, karena belum puas mereka mencoba pulah memakan dagingnya yang putih warnanya, akhirnya Lanoa menamakan buah itu “ Kalukubula “.

          Karena tertarik akan tempat itu, maka kedua orang itu tidak mau lagi pulang ke kampungnya di Silonga. Di lembah yang sangat luas yang mereka namakan “ Kalukubula “ itu, mereka mulai membuka kebun. Sisa bekal dari Silonga berupa setongkol jagung, mereka tanam dikebun yang baru dibuat itu.

          Dari jauh disebelah timur, yaitu orang Lando melihat asap api mengepul di lembah itu, seorang diantaranya bernama Ravulando berkata : “Coba lihat disebelah barat dilembah itu, ada asap api, tentu ada orang disana.” Jawab temannya : “Saya kira benar apa yang kau katakan itu.” Karena mereka yakin maka kedua orang Lando itu segera berangkat menuju lembah sumber asap api itu. Setibanya disana, Lanoa terkejut sambil bertanya : “Siapa gerangan kalian ini.” Jawab orang itu :”Kami berasal dari Lando.” Lanoa menjelaskan bahwa mereka datang ditempat itu karena mengejar babi buruan orang Pakuli. Dikatakannya bahwa pemburu itu tidak mampu lagi mengejar buruannya karena sudah lelah. Lanoa menambahkan bahwa buruan orang Pakuli itu datang di Silonga lalu dikejar terus oleh Lanoa dan temannya sampai di lembah itu sehingga terbunuh dan dagingnya telah dimakan pula oleh Lanoa dan temannya.

          Kemudian orang Tara dari sebelah utara, seorang diantaranya bernama Tadabia, dan kemudian orang Pulu dari sebelah barat, seorang diantaranya bernama Torivatu,  kedatangan mereka karena alasan yang sama disebabkan karena melihat asap api mengepul di lembah itu. Jadi ada 8 orang penghuni lembah “Kalukubula” yaitu yang berasal dari Silonga, Lando, Tara dan Pulu. Mereka mulai membuka tanah kebun dan ladang. Karena orang Silonga yang pertama datang ditempat itu lagipula dianggap sebagai penghuni pertama, maka telah disepakati bersama bahwa merekalah yang menentukan luas tanah yang akan dikerjakan oleh setiap orang. Jadi Lanoa dan seorang lagi temannya itu yang berhak menentukan luas tanah yang akan dibuat kebun atau ladang.

          Lama kelamaan berdatanganlah orang-orang dari tempat yang jauh sehingga lembah itu menjadi padat penduduknya. Setiap penghuni yang baru datang diharuskan memberitahukan pada orang Silonga, orang Silonga itulah yang akan menunjukan tempat atau tanah di sebelah mana yang akan mereka kerjakan sebagai kebun. Dengan demikian setiap orang tidak bebas memilih tanah yang akan dibuat kebun.

 

Nama “ Kalukubula “ diambil dari bahasa Ledo / Kaili, Kaluku berarti Kelapa dan Bula berarti Putih. Jadi “ Kalukubula” artinya Kelapa Putih.


Sember : https://kalukubula.desa.id/index.php/artikel/2020/7/9/sejarah-desa-kalukubula


۞ الحمد لله ربّ العٰلمين ۞

-----------------------------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar

۞ PETA LOKASI MA. Kabeloa Alkhairaat ۞
Terima kasih atas kunjungan Anda di Website ini, semoga terkesan dan bermanfaat. Jangan lupa tinggalkan pesan, untuk perbaikan kami selanjutnya. Aamiin .......
۞ MEDIA - SOSIAL ۞